Rumput Laut
Rumput Laut
Dengan garis pantai lebih dari 90.000 km, Indonesia masih memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi, pengolahan, dan perdagangan rumput laut. Jenis rumput laut yang saat ini dibudidayakan di Indonesia terutama K.alvarezii,E.spinosum, dan Gracilaria, yang diekspor dalam bentuk kering (bahan mentah) serta dalam bentuk Agar dan Carrageenan. Meskipun ini akan tetap menjadi pasar yang signifikan bagi Indonesia, sektor ini perlu ditingkatkan melalui kualitas, produktivitas, dan penambahan nilai yang lebih baik; ada kebutuhan untuk diversifikasi spesies yang dapat digunakan untuk produk bernilai tambah tinggi.
Sementara program ini terus mendukung industri rumput laut arus utama, program ini juga mengeksplorasi dan mempromosikan spesies baru untuk menghasilkan produk bernilai tinggi; mengembangkan Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk budidaya spesies baru; mendukung pengolah agar dan carrageenan untuk menghasilkan produk baru yang bernilai tambah tinggi dan beragam; melatih petani rumput laut untuk membudidayakan spesies baru; dan meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil untuk mematuhi persyaratan standar dan meningkatkan skala produk rumput laut bernilai tinggi seperti bio-stimulant.
Pendekatan Proyek
Industri Arus Utama
Industri pengolahan rumput laut saat ini berfokus pada produksi Agar dan Carrageenan. Hal ini diharapkan akan terus berlanjut karena keuntungan komparatif industri ini dan akses terhadap bahan baku. Oleh karena itu, diversifikasi industri pengolahan menjadi produk bernilai tambah baru merupakan transformasi utama yang harus dicapai oleh sektor rumput laut.
Industri Agar dan Carrageenan didukung menuju produk yang inovatif dan bernilai tinggi dengan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi, adaptasi perubahan iklim, dan mitigasi dengan mempromosikan penggunaan energi hijau untuk mengurangi jejak karbon industri.
Bekerja sama dengan Koperasi Mina Agar Makmur (KMAM) di Karawang, program ini memberikan dukungan untuk mengoptimalkan nilai limbah dari Gracilaria kering yang dihasilkan selama pengeringan ulang dan pembersihan sebelum dikirim untuk diolah atau diekspor. Ini akan mendorong petani dan pedagang rumput laut untuk membersihkan rumput laut kering mereka agar meningkatkan kualitasnya, mendapatkan manfaat finansial dari limbahnya, dan mengurangi limbah di pabrik pengolahan.
Spesies Rumput Laut Baru
Dalam budidaya, program ini berfokus pada spesies baru seperti Ulva sp., Caulerpa sp., dan Sargassum sp.. Meskipun spesies ini kurang populer di kalangan petani rumput laut dibandingkan dengan Gracilaria dan Cottonii, mereka menawarkan banyak manfaat dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Program ini telah mengidentifikasi tiga lokasi potensial untuk proyek percontohan: Sulawesi Selatan, Bali, dan DI Yogyakarta.
Untuk memastikan keberlanjutan setelah proyek selesai, GQSP Indonesia telah menjalin kerja sama dengan beberapa mitra untuk merintis budidaya Ulva, termasuk dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BRPBAP3) Maros, Bank Indonesia (BI) Lombok, CV. Lars, PT. Mitra Agro Global, CV. Posko JASUDA, PT Winner Perkasa, dan PT Siwid Impact.
Pengembangan Bio-stimulant
Menyadari manfaat ekonomi dan lingkungan dari bio-stimulant berbasis rumput laut, GQSP Tahap 2 melanjutkan kolaborasinya dengan Koperasi Mina Agar Makmur untuk mengembangkan bio-stimulant berbasis Gracilaria & Sargassum untuk diterapkan pada akuakultur dan pertanian. Program ini mendukung koperasi dalam memperoleh lisensi dan sertifikat yang diperlukan untuk menjual produk serta meningkatkan skala produksi.
Mendukung Pengolah Ulva Berbasis Keluarga
Permintaan yang meningkat untuk produk Ulva di Gunung Kidul, DI Yogyakarta telah menyebabkan eksploitasi besar-besaran sumber daya rumput laut yang sayangnya mengakibatkan penurunan populasi Ulva secara bertahap di daerah tersebut. Hal ini menyoroti sifat tidak berkelanjutan dari proses saat ini dan kebutuhan mendesak akan pendekatan alternatif yang dapat mendukung konservasi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. GQSP Indonesia, bekerja sama dengan PT. Winner Perkasa Unggul, mendukung pengolah Ulva berbasis keluarga (UMKM) di Gunung Kidul untuk meningkatkan metode pengolahan dan pengemasan agar dapat mematuhi standar akses pasar yang lebih baik. Pada saat yang sama, budidaya Ulva akan dipromosikan di daerah tersebut untuk memastikan ketersediaan bahan baku Ulva yang stabil dan berkualitas tinggi untuk produk makanan, serta mengurangi tekanan pada panen liar.
Seaweed
Data Tidak Ditemukan..